UAS

Good Luck, Rahmi !!!
Semoga hasil UAS lebih baik dari UTS.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

4 komentar:

psipddk3sks mengatakan...

(UAS) 1. Sri Rahmi, coba jelaskan berdasarkan teori kognitif, ide apa yang ingin kamu sampaikan pada tugas 3 (yang kamu posting dengan model cerpen)

Sri Rahmi mengatakan...

Teori Perkembangan Kognitif, dikembangkan oleh Jean Piaget, seorang psikolog Swiss yang hidup tahun 1896-1980. Piaget (Hetherington & Parke, 1975) menyebutkan bahwa ” kognitif adalah bagaimana anak beradaptasi dan menginterpretasikan objek dan kejadian-kejadian di sekitarnya”

Teorinya memberikan banyak konsep utama dalam lapangan psikologi perkembangan dan berpengaruh terhadap perkembangan konsep kecerdasan, yang bagi Piaget, berarti kemampuan untuk secara lebih tepat merepresentasikan dunia dan melakukan operasi logis dalam representasi konsep yang berdasar pada kenyataan. Teori ini membahas munculnya dan diperolehnya schemata yaitu skema tentang bagaimana seseorang mempersepsi lingkungannya dalam tahapan-tahapan perkembangan, saat seseorang memperoleh cara baru dalam merepresentasikan informasi secara mental. Teori ini digolongkan ke dalam konstruktivisme, yang berarti bahwa kita membangun kemampuan kognitif kita melalui tindakan yang termotivasi dengan sendirinya terhadap lingkungan. Piaget membagi skema yang digunakan anak untuk memahami dunianya melalui empat periode utama yang berkorelasi dengan semakin canggih seiring pertambahan usia:
• Periode sensorimotor (usia 0–2 tahun)
• Periode praoperasional (usia 2–7 tahun)
• Periode operasional konkrit (usia 7–11 tahun)
• Periode operasional formal (usia 11 tahun sampai dewasa)


Jadi, apabila dilihat dari skema Piaget, saya sudah berada dalam tahap operasional formal. Yaitu sudah berpikir secara abstrak, menalar secara logis, dan menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia. Pada saat ibu memberikan tugas, saya sempat berpikir hal apa yang menurut saya menarik dan kreatif yang akan saya postingkan. Kemudian saya berpikir lagi, mengapa saya tidak membuat pengalaman SMA saya dalam bentuk cerpen. Ada satu hal yang tidak bisa saya lupakan dari pengalaman SMA saya, yang menurut saya itu adalah hal yang lucu dan juga merupakan pembelajaran bagi saya serta tidak patut untuk dijadikan contoh. Seperti kata Piaget bahwa kognitif itu diinterpretasikan dari objek dan kejadian-kejadian disekitarnya. Jadi ide-ide tersebut, saya dapat dari kejadian-kejadian disekitar saya. Apalagi, jika kita lihat sekarang, budaya ngopek sangatlah berkembang dikalangan anak pelajar. Mungkin dengan cerpen ini mereka bisa sadar dan malu dengan perlakuan mereka tersebut. Jadi, saya tidak hanya sekedar menulis cerpen saja tetapi juga untuk menyadarkan anak-anak pelajar untuk menghentikan budaya tersebut. Selain itu saya juga sempat berpikir, lebih baik saya tambahkan dengan sedikit hal yang lucu agar para pembaca lebih menarik dalam membaca cerpen saya. Seperti kata piaget, yaitu di tahap operasional formal, kita tidak melihat segala sesuatu hanya dalam bentuk hitam dan putih, namun ada "gradasi abu-abu" di antaranya. Yang artinya bahwa setelah kita dewasa pemikiran kita akan semakin luas dan lebih kreatif, tidak hanya terfokus dalam satu hal tetapi juga bisa berpikir bagaimana caranya agar sesuatu hal tersebut terlihat lebih menarik. Dari situlah akhirnya saya memutuskan untuk membuat cerpen tersebut, karena menurut saya lebih bermanfaat untuk dijadikan pembelajaran.

Sri Rahmi mengatakan...

Teori Perencanaan Instruksional

Perencanaan adalah aspek penting untuk menjadi guru yang kompeten (Parkay & Mass, 2000). Perencanaan instruksional adalah pengembangan atau penyusunan strategi sistematik dan tertata untuk merencanakan pelajaran. Guru perlu menentukan seperti apa dan bagaimana mereka akan mengajar. Walaupun beberapa momen instruksional yang baik terkadang terjadi secara spontan. Selain itu dalam menyusun rencana waktu yang sistematis membutuhkan pengetahuan tentang apa-apa yamg perlu dilakukan dan kapan melakukannya, atau perlu fokus pada "tugas" dan "waktu".

Mungkin rencana ibu untuk men-deliveri nilai merupakan rencana yang terjadi secara spontan. Sehingga ibu belum bisa melaksanakan pen-deliverian karena belum ada waktu yang tepat,dan dikarenakan masih banyak rencana lain yang lebih penting yang harus ibu laksanakan. Berhubung tugas ibu bukan hanya sebagai dosen pendidikan saja tetapi juga dosen andragogi atau pedagogi. Sehingga sangat sulit bagi ibu membagi waktu untuk rencana yang tiba-tiba. Itulah sebabnya mengapa ibu belum bisa melaksanakan pendeliverian nilai.

psipddk3sks mengatakan...

Sri, uraian yang cukup menarik. Di lain kesempatan saya yakin potensimu masih bisa diasah untuk menjadi jauh lebih cemerlang.

Skor UASmu ini 80.