Fungsi Umum dan Perspektif Teori Belajar

Fungsi
Contoh
Sebagai kerangka riset
Sesuai hasil riset hukum belajar thorndike, saya mempelajari bahwa apabila saya melanggar lampu lalu lintas maka saya akan tertabrak atau ditilang oleh polisi.
Memberikan kerangka organisasi untuk item-item informasi
Sewaktu SD saya pernah bertanya sama mama, kenapa ada orang yang sakit karena digigit nyamuk tapi kenapa saya gak sakit padahal sering digigit nyamuk. Kemudian mama bilang jenis nyamuk yang gigit itu berbeda dan kekebalan tubuh seseorang itu berbeda.
Mengidentifikasi sifat dari peristiwa yang kompleks
Dulu saya bingung kenapa buah apel jika sudah dikupas dan dibiarkan beberapa saat akan berubah warna menjadi coklat. Ternyata hal itu terjadi karena telah terkontaminasi oleh udara.
Mereorganisasi pengalaman sebelumnya
Pengalaman pertama saya menggunakan power point hanyalah mengetik saja. Namun, sekarang saya sudah tau bagaimana mencari template yang bagus, dan bagaimana cara membuatnya lebih menarik.
Bertindak sebagai penjelasan kerja dari peristiwa
Saya awalnya bingung kenapa wayar bisa menyebabkan kebakaran. Namun, ayah menjelaskan bahwa wayar tersebut mengandung listrik di mana listrik tersebut bisa menimbulkan api jika terjadi konslet.

           1.     Perspektif Behavioris
perspektif behavioris merupakan hasil dari penjelasan dari teori pengkondisian klasik, thorndike, dan pengkondisian operan.  Dalam contoh yang saya berikan saya menggunakan prinsip belajar thorndike yang fungsi umum dari belajarnya adalah sebagai kerangka riset. Bahwa perilaku melanggar lampu lalu lintas yang saya lakukan akan memberikan konsekuensi yang buruk pada saya. Hal ini sesuai  dengan riset dari teori belajar thorndike.

           2.      Perspektif kognitif
Perspektif kognitif merupakan hasil dari penjelasan dari teori gestalt, teori pemrosesan informasi, serta teori dan model motivasional. Dari contoh, saya menggunakan teori pemerosesan informasi yaitu Pengalaman pertama saya menggunakan power point hanyalah mengetik saja, tapi sekarang saya sudah tau bagaimana mencari template yang bagus dan bagaimana cara membuatnya lebih menarik. Dimana fungsi utama teori belajarnya adalah mereorganisasi pengalaman sebelumnya.

           3.      Perspektif interaksionis
Dalam perspektif ini merupakan hasil dari kondisi belajar Gagne dan teori kognitif sosial bandura. Dalam contoh, saya menggunakan prinsip belajar Gagne yang fungsi umumnya adalah memberikan kerangka organisasi untuk item-item informasi. Yaitu sewaktu SD saya pernah bertanya sama mama, kenapa ada orang yang sakit karena digigit nyamuk tapi kenapa saya gak sakit padahal sering digigit nyamuk. Kemudian mama bilang jenis nyamuk yang gigit itu berbeda dan kekebalan tubuh seseorang itu berbeda. Dari pengalaman ini saya mulai dari diversitas kapabilitas manusia, proses pemorolehan kapabilitas, dan terakhir adalah langkah-langkah dalam pembelajaran yang mendukung setiap langkah dalam belajar. Hal ini sesuai dengan komponen belajar Gagne.

           4.      Teori perkembangan interaksionis
Perspektif ini merupakan hasil dari teori perkembangan kognitif Piaget dan teori kultural-historis Vygotsky.  Dalam contoh pengalaman saya, yaitu kenapa buah apel jika sudah dikupas dan dibiarkan beberapa saat akan berubah warna menjadi coklat dan ternyata hal itu terjadi karena telah terkontaminasi oleh udara, terjadi penjelasan yang kontradiktif terhadap kejadian perubahan warna apel pada saat kognitif saya masih kanak-kanak. Hal ini sesuai dengan teori belajar  Piaget. Dan fungsi umum teori belajar dari pengalaman saya adalah mengidentifikasi sifat dari peristiwa yang kompleks.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Teori Belajar





  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Hasil Diskusi Kelompok Terhadap Pengalaman Dibahas dengan Teori Ivan Pavlov

PEMBAHASAN KELOMPOK BERDASARKAN TEORI IVAN PAVLOV


KELOMPOK 14:
09-1301-029  Chairuna Syahputri Nasution
09-1301-053  Sri Rahmi Wahyuningsi Harahap
09-1301-095  Jelita Kurnia Ningsih Harahap



Berdasarkan hasil diskusi kami, proses kehidupan merupakan suatu pembelajaran. Seperti teori yang dikemukakan oleh Pavlov dan berdasarkan pengalaman yang kami alami, ternyata jika diperhatikan dengan seksama, banyak dari kita yang melakukan proses pembelajaran dalam menghadapi masalah. Yang pada kondisi awalnya menganggap perlakuan itu hanyalah sebuah kondisi biasa. Namun, setelah adanya kondisi baru yang datang, perlakuan itupun dapat berubah. Seperti dari salah satu pengalaman-pengalaman saya dan teman-teman alami. Misalnya, dari pengalaman Runa. yang awalnya terbiasa dengan menaruh HP di kantung celana/rok, sekarang takut untuk meletakkan lagi HP di kantung. Hal ini terjadi karena adanya perlakuan dari luar yang dianggap kurang menyenangkan. Dan dari pengalaman Rahmi, yang awalnya tidak terbiasa menghidupkan lampu di siang hari, sekarang terbiasa akibat adanya teguran dan denda dari polisi yang merupakan uncondition stimulus. Hal ini juga bisa dilihat dari pengalaman Jelita yang akan terbangun, ketika mendengarkan alaramnya yang “khusus” tersebut. Namun, tidak dengan alaram yang lainnya.
Dari  pengalam-pengalaman kami, merupakan beberapa contoh. Bahwasanya, kehidupan juga merupakan proses belajar. Dan proses belajar itu perlu. Agar kesalahan ataupun segala sesuatu yang kurang menyenangkan tidak terulang kembali. Untuk dapat menjalani hidup yang lebih baik lagi. J


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Tugas Individu 1


Pengalaman Belajar Ivan Pavlon

Chairuna Syahputri Nst

Menghidupkan lampu di siang hari bagi kendaraan beroda dua hanya dilakukan pada saat momen tertentu saja. Bahkan jika menghidupkan lampu di siang hari tanpa sebab akan  dianggap aneh. Namun, sekarang telah ditetapkan undang-undang tentang wajib menghidupkan lampu di siang hari bagi kendaraan beroda dua.
Awal ditetapkannya peraturan tersebut, saya merasa masih aneh ketika menghidupkan lampu di siang hari. Sehingga ketika pertama kali peraturan tersebut ditegakkan, saya masih jarang menghidupi lampu. Bahkan saya baru mau menghidupkan lampu ketika polisi menegur saya. Namun sekarang, setelah beberapa kali ditegur dan mulai berlakunya denda bagi yang tidak menghidupkan lampu di siang hari, saya mulai terbiasa menghidupkan lampu di siang hari. Bahkan sekarang saya merasa aneh jika melihat orang tidak menghidupkan lampu di siang hari.


Nah, dari pengalaman saya di atas dapat dikaitkan dengan teori belajar Ivan Pavlov, yaitu classical conditioning. Classical conditioning adalah tipe pembelajaran di mana suatu organisme belajar untuk mengaitkan atau mengasosiasikan stimuli (santrock, 2008). Seperti yang kita ketahui, dalam memahami teori pengkondisian klasik Pavlov kita harus memahami dua tipe stimuli dan dua tipe respons: unconditioned stimulus (US), unconditioned response (UR), conditioned stimulus (CS), dan conditioned response (CR).
Jika metode belajar Pavlov dikaitkan dengan pengalaman saya yang di atas maka: denda dan teguran merupakan unconditioned stimulus (US), saya yang takut dengan denda dan teguran polisi sebagai  unconditioned response  dan conditioned response (UR/ CR), menghidupkan lampu di siang hari sebagai conditioned stimulus (CS). Banyak hal yang tanpa kita sadari merupakan pembelajaran dari Pavlov dan pengalaman saya ini dapat menjadi salah satu contoh dari pembelajaran Pavlov.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Ivan Pavlov


Teori Belajar Ivan Pavlov


    Pada awal 1900-an, psikolog Rusia Ivan Pavlov tertarik pada cara tubuh mencerna makanan. Dalam eksperimennya, dia secara rutin meletakkan bubur daging di depan mulut anjing, yang menyebabkan anjing mengeluarkan air liur. Anjing itu berliur saat meresponse sejumlah stimuli yang diasosiasikan dengan makanan, seperti ketika ia melihat piring makanan, orang yang membawa makanan, dan suara pintu tertutup saat makanan tiba. Pavlov menyadari bahwa asosiasi terhadap penglihatan dan suara dengan makanan ini merupakan tipe pembelajaran yang penting, yang kemudian dikenal sebagai pengkondisian klasik (Classical conditioning).      

    Classical conditioning adalah tipe pembelajaran di mana suatu organisme belajar untuk mengaitkan atau mengasosiasikan stimuli. Dalam pengkondisian klasik, stimulus netral (seperti melihat seseorang) diasosiasikan dengan stimulus yang bermakna (seperti makanan) dan menimbulkan kapasitas untuk mengeluarkan respons yang sama. Untuk memahami teori pengkondisian klasik Pavlov (1927), kita harus memahami dua tipe stimuli dan dua tipe respons: unconditioned stimulus (US), unconditioned response (UR), conditioned stimulus (CS), dan conditioned response (CR).      

   Pavlov mengadakan eksperimen dengan menggunakan binatang (anjing). Ia mengadakan percobaan dengan cara mengadakan operasi leher pada seekor anjing. Sehingga kelihatan kelenjar air liurnya dari luar. Apabila diperlihatkan sesuatu makanan, maka akan keluarlah air liur anjing tersebut. Kini sebelum makanan diberikan, maka akan dibunyikan bel terlebih dahulu, baru makanan muncul. Air liurpun akan keluar dengan sendirinya. Apabila perbuatan yang demikian dilakukan berulang-ulang, maka pada suatu ketika dengan hanya membunyikan bel saja tanpa makanan maka air liurpun akan keluar pula.
    Ternyata kalau perbuatan yang demikian dilakukan berulang-ulang, rangsangan buatan ini akan menimbulkan syarat (kondisi) untuk timbulnya air liur pada anjing tersebut. Peristiwa ini disebut: Reflek Bersyarat atau Conditioned Respons. Pavlov berpendapat bahwa kelenjar-kelenjar yang lain pun dapat dilatih. Bectrev murid Pavlov menggunakan prinsip-prinsip tersebut dilakukan pada manusia, yang ternyata diketemukan banyak reflek bersyarat yang timbul tidak disadari manusia.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments