TUGAS UJIAN TENGAH SEMESTER
KELOMPOK 13
Chairuna Syahputri Nst 09-029
Sri Rahmi Wahyuningsih Hrp 09-053
Jelita Kurnia Ningsih Hrp 09-095
PEMBELAJARAN
Hal yang
mendasar dari teori kognitif sosial Bandura adalah manusia cukup fleksibel mempelajari
beragam kecakapan bersikap maupun berperilaku, dan pembelajaran terbaik dari
semua ini adalah pengalaman-pengalaman tak terduga (vicarious experiences).
Pembelajaran dengan Mengamati (Observational
Learning)
Bandura
yakin bahwa tindakan mengamati merupakan belajar tanpa berbuat apa pun. Teori
kognitif sosial adalah manusia belajar dengan mengamati perilaku orang lain.
Pembelajaran manusia yang utama
adalah dengan mengamati model-model, dan pengamatan inilah yang terus-menerus
diperkuat. Bandura (1986, 2003) yakin bahwa pembelajaran dengan mengamati jauh
lebih efisien daripada pembelajaran dengan mengalami langsung.
Pemodelan
Inti
pembelajaran dengan mengamati adalah pemodelan (modelling). Yaitu,
pemodelan melibatkan proses-proses kognitif, jadi tidak hanya meniru, lebih
dari sekedar menyesuaikan diri dengan tindakan orang lain karena sudah
melibatkan perepresentasian informasi secara simbolis dan menyimpannya untuk
digunakan di masa depan.
Empat proses
yang mengatur pembelajaran dengan mengamati:
1.
Perhatian
2.
Representasi
3.
Produksi Perilaku
4.
Motivasi
Pembelajaran dengan Bertindak (Enactive
Learning)
Bandura
yakin bahwa perilaku yang kompleks dapat dipelajari ketika manusia memikirkan
dan mengevaluasi konsekuensi-konsekuensi dari perilaku tersebut.
Konsekuensi-konsekuensi sebuah respons memiliki tiga fungsi. Pertama, konsekuensi-konsekuensi
respons menginformasikan efek-efek tindakan. Kedua, konsekuensi-konsekuensi
respons memotivasi perilaku antisipatif. Ketiga, konsekuensi
respons-respons memperkuat perilaku. Bandura (1986) yakin bahwa meskipun
penguatan sering kali tidak disadari dan bekerja otomatis namun, kognitif juga
mempengaruhi pola-pola perilaku. Dia yakin bahwa pembelajaran jauh lebih
efisien ketika pembelajar secara kognitif terlibat di dalam situasi
pembelajaran dan memahami perilaku mana yang dapat menghasilkan respons-respons
yang tepat.
Pengalaman Vikarius
Diperoleh
melalui model social. Efikasi akan meningkat ketika mengamati keberhasilan
orang lain,sebaliknya efikasi akan menurun jika mengamati orang yang
kemampuannya kira-kira sama dengandirinya ternyata gagal. Kalau figure yang
diamati berbeda dengan diri sipengamat, pengaruh vikarius tidak besar.
Sebaliknya ketika mengamati kegagalan figure yang setara dengan dirinya,bisa
jadi orang tidak mau mengerjakan apa yang pernah gagal dikerjakan figur yang
diamatinya itudalam jangka waktu yang lama. Penguatan Vikarius (vicarious
reinforcement)adalah ketika mengamati orang lain yang
mendapatpenguatan, membuat orang ikut puas dan berusaha belajar gigih agar
menjadi seperti orangitu
Alat yang digunakan :
1. Laptop
2. Proyektor
3. Kertas
origami
4. Speaker
5. Doubel
tape
6. Gunting
7. Kertas
HVS
Proses Pembelajaran
Dilakukanlah
beberapa proses pembelajaran berdasarkan alat yang tersedia diatas:
1. Menunjukkan
video yang berisikan teknik pembuatan seni origami.
2. Membagikan
kertas origami ke peserta
3. Peragaan
pembuatan seni origami dari konseptor
4. Peserta
memodeling pembuatan seni origami
5. Konseptor
menilai hasil kreativitas terbaik dan memberikan reward kepada pemenang
6. Mengulang
proses no 1,2,3, 4, dan 5 dengan teknik pembuatan origami yang berbeda
7. Salah
satu peserta diminta komentar dari hasil pembelajaran
8. Kemudian
konseptor menjelaskan pembelajaran bandura
Pembahasan
Berdasarkan
proses pembelajaran diatas ini bila dihubungkan dengan proses pembelajaran Bandura
yaitu:
-
Tahapan pertama dan kedua merupakan
tahap perhatian yang mana individu mengamati
figur-figur yang menjadi subjek perilaku.
-
Tahapan ketiga merupakan representasi: agar
pengamatan dapat membawa kita kepada pola-pola respons yang baru, pola-pola
tersebut harus direpresentasikan secara simbolis di dalam memori
-
Tahapan keempat adalah produksi
perilaku: setelah memberi perhatian kepada sebuah model dan
mempertahankan apa yang sudah diamati, kita akan menghasilkan perilaku. Untuk
mengubah representasi kognitif menjadi tindakan yang tepat, kita harus
menanyakan pada diri sendiri beberapa pertanyaan tentang perilaku yang
dijadikan model.
-
Pada tahapan selanjutnya
adalah sebagai penumbuhan motivasi karena pembelajaran berikutnya lebih
efektif bila termotivasi.
-
Pemberian reward pada yang
berhasil merupakan penguatan vicarious.
Jadi peserta yang sukses perilakunya menjadi sumber motivasi teman-teman untuk
memodellingnya menjadi perilaku sukses juga.