Teori-Teori Belajar Awal
A. Pengkondisian
Klasik dan Koneksionisme
Pengkondisian klasik dan koneksionisme merupakan pendekatan untuk
mempelajari perilaku.
Behaviorisme
Asumsi dasar tentang belajar :
1. Yang
menjadi fokus studi seharusnya adalah perilaku yang diamati, bukan kejadian
mental internal atau rekonstruksi verbal kejadian
2.
Perilaku
dipelajari melalui elemen yang paling sederhana (stimulus dan respon yang
spesifik)
3.
Proses
belajar adalah perubahan behavioral.
Ivan Pavlov
Melatih
refleks dalam merespon stimulus baru memerlukan pemnasangan berulang kali
antara stimulus tersebut dan stimulus yang secara alamiah memunculkan refleks.
Sebagai hasilnya, CS akan menimbulkan CR. Hal inilah yang disebut pengkodisian
klasik.
John Watson
Watson
sepakat dengan sigmund freud bahwa kehidupan emosi dewasa dimulai sejak massa
bayi dan emosi itu dapat ditransfer dari suatu objek atau kejadian lainnya.
Watson berpendapat bahwa proses ini melibatkan pengkondisian atas 3 reaksi
dasar (cinta, marah, takut) pada situasi yang berbeda.
Koneksionisme Edward Thorndike
Koneksionisme ini
dirujuk sebagai teori behaviorisme, Namun berbeda dari pengkondisian klasik
dalam 2 hal, yaitu:
1.
Thorndike
tertarik dengan proses mental
2.
Thorndike
meneliti perilaku mandiri/sukarela
Thorndike
mengidentifikasi 3 hukum belajar, yakni:
1. Law of effects
2. Law of Exercise
3. Law of readiness
B. Psikologi
Gestalt
Psikologi
Gestalt menentang behaviorisme pada pertengahan abad ke-20. Ia berfokus pada persepsi dalam belajar. Perkembangan utama dalam
belajar dan pemikiran adalah pengalaman wawasan perbedaan antara arbitrer dan
belajar bermakna, serta studi pemecahan masalah.
Asumsi
Dasar teori gestalt adalah:
1.
Yang
mestinya dipelajari adalah perilaku molar,
bukan perilaku molecular
2.
Organisme
merespons “keseluruhan sensoris yang tersegregasi” atau gestalten ketimbang pada stimuli spesifik atau kejadian-kejadian
yang terpisah dan independen.
3. Lingkungan
geografis, yang hadir sebagaimana adanya, berbeda dengan lingkungan behavior yang merupakan cara sesuatu
muncul
4.
Organisasi
lingkungan sensoris adalah interaksi dinamis dari kekuatan-kekuatan dalam
struktur yang mempengaruhi persepsi individu.
Psikologi
Gestalt memberi kontribusi beberapa konsep untuk memahami pemecahan masalah,
yaitu:
1.
Pengalaman
wawasan
Melibatkan reorganisasi persepsi
seseorang untuk melihat solusi
2.
Belajar
berubah-ubah dan bermakna
Mengidentifikasi masalah untuk menyusun
solusi yang memiliki nilai fungsional, peran penemuan pemecahan masalah yang
bermakna dengan panduan, dan menghindari pembatasan pemecahan masalah.
C. Perbandingan
antara Behaviorisme dan Teori Gestalt
Karakteristik
Utama
|
Behaviorisme
|
Teori
Gestalt
|
Asumsi dasar
|
a. Perilaku yang dapat diamati, bukan even sadar atau mental,
harus dipelajari
b.
Belajar adalah perubahan
c. Hubungan antara stimuli dan respon harus dipelajari
|
Individu bereaksi kepada sebuah
kesatuan; karena itu, pembelajaran adalah organisasi dan reorganisasi bidang
sendoris. Kesatuan tersebut memiliki properti baru yang berbeda dari yang ada
pada elemen tersebut.
|
Eksperimen
Umum
|
a. Trial dan
error
b. Respons
emosional atau refleks
|
Mengorganisasikan kembali: subjek ditempatkan dalam
situasi yang mensyaratkan restrukturisasi bagi solusi.
|
Formula belajar
|
a.
Stimulus-respons-imbalan
b.
Respons emosional:
Stimulus
1 + stimulus 2= respons
|
Konstelasi stimuli –
organisasi-reaksi
|
0 komentar:
Posting Komentar